Seringkali muncul pertanyaan, apakah kontribusi nyata Pondok Pesantren Nurul Iman di tengah masyarakat?. Sebuah pertanyaan yang cukup dalam, serat arti, dan tentu penuh tantangan untuk dijabarkan. Secara general, kehadiran Pesantren di tengah masyarakat, tentu membawa maslahat yang besar. Hanya saja, secara aplikatif, perlu ada program nyata yang menjadi ciri khas Pesantren yang dimulai dari hal sederhana, namun dijalankan secara kontinu dan sistematis.
Pesantren yang identik dengan pendidikan, tentu harus menjawab tantangan utama aspek pendidikan di masyarakat, utamanya yang menyasar pada pembinaan keagamaan generasi muda. Setelah direfleksikan, dikaji, diformulasikan; terciptalah sebuah program yang dinamakan "Santri Mengajar Al-Qur'an (SMA) atau dalam bahas Arab sering disebut تعليم القرآن.
Program ini secara bertahap diimplementasikan dalam lingkup TPA/TPQ di Desa Purworejo, bekerjasama dengan para pengelola TPA/TPQ. Santri kelas IX (sembilan) menjadi pelaksana, dengan didampingi kakak kelas X (sepuluh), juga dewan asatidz. Program baru yang dipegang oleh Ust. Agam Trioga (kepala humas Pesantren) telah terlaksana sejak awal bulan Agustus 2024 di 12 lembaga TPA/TPQ, diantaranya: Mushala Al-Hikmah, Al-Ikhlas, As-Salam, Al-Hidayah, Al-Huffazh, Sidratul Muntaha, Al-Falah, Nurul Falah, Al-Asyrof, Al-Fattah, Al-Kahfi, dan Masjid Nurul Iman.
Kegiatan ini dilaksanakan 2 kali dalam satu pekan; hari senin untuk santriwan, dan hari kamis untuk santriwati. "Alhamdulillah, kami senang sakali dengan kehadiran santriwan dan santriwati Nurul Iman, semoga programnya terus eksis dan Nurul Iman terus maju", kata salah satu pengelola TPA/TPQ. Semoga menjadi awal yang baik, untuk pengembangan dedikasi Pondok Pesantren Nurul Iman di tengah masyarakat kedepannya. [red]